Kamis, 06 November 2014

Lapres Metode Geomagnet



Survei Geologi Permukaan Bumi di Daerah Lapangan Belakang Gedung Rektorat ITS Menggunakan Metode Geomagnet
Seni Ramadhanti S, Dharma Arung Laby, Yoseph Wahyu Saputra Wisnu Wardana
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl.
Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
Email: ramadhanti.seni12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan praktikum survei geologi permukaan bumi di daerah lapangan belakang gedung rektorat ITS menggunakan metode geomagnet. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi permukaan bumi di daerah lapangan belakang gedung rektorat ITS. Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain 1 set Proton Precession Magnetometer beserta tongkatnya, kompas geologi, GPS, roll meter, dan stopwatch. Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia sebanyak 10 lintasan dengan interval antar titik ukur 2 m dan jarak setiap lintasan 30 m. Survei geologi adalah penyelidikan secara sistematis dan rinci atas struktur fisik batuan yang membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi. Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika tertua yang mempelajari karakteristik medan magnet bumi. Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap yaitu akuisisi data lapangan, processing, dan interpretasi. Dari peta kontur yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai anomali medan magnet daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga kelompok anomali medan magnet, yaitu anomali medan magnet rendah pada skala warna hitam, biru sampai warna biru muda dengan nilai antara – 35000 nT sampai -10000 nT yang didominasi oleh bangunan-bangunan. Anomali medan magnet sedang pada skala warna hijau sampai warna kuning yaitu dengan nilai antara -5000 nT sampai 15000 nT yang didominasi oleh kumpulan tumpukan besi, pipa besi dan besi besar. Dan anomali medan magnet tinggi pada skala warna merah sampai warna ungu yaitu dengan nilai antara 20000 nT sampai 35000 nT yang didominasi oleh kumpulan paku bumi dan pot besar.

Kata Kunci Anomali Medan Magnet, Metode Geomagnet, Medan Magnet, Magnetometer, Survei Geologi.

I.     PENDAHULUAN

Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Geofisika juga mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan. Metode geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi. Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis yang paling umum digunakan untuk mengukur penelitian yang memungkinkan perbedaan di dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi air, dan mutu air [1].
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode pasif dan aktif. Metode geomagnet termasuk  metode pasif yaitu metode yang dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Karena metode geomagnet menggunakan medan magnet bumi sebagai medan alami dalam pengukurannya[2].
Magnetometer adalah instrument geofisika yang digunakan untuk mengukur kekuatan medan magnet bumi. Pengukuran medan magnet bumi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk mengetahui lokasi deposit mineral, situs arkeologi, material di bawah tanah, atau objek dibawah permukaan laut seperti kapal selam atau kapal karam dan lain sebagainya. Proton Precession Magnetometer (gambar 1.1) merupakan salah satu jenis dari magnetometer. Prinsip kerja Proton Procession Magnetometer adalah dengan proton yang ada pada semua atom memintal atau berputar pada sumbu axis yang sejajar dengan medan magnet Bumi. Terjadi perubahan kesejajaran, perputaran proton berpresesi, dan putarannya semakin melambat. Komponen sensor pada proton precession magnetometer adalah tabung silinder yang berisi cairan penuh atom hidrogen yang dikelilingi oleh lilitan kabel. Cairan yang digunakan umumnya terdiri dari air, kerosin, dan alkohol. Sensor tersebut dihubungkan dengan kabel ke unit yang berisi sebuah power supply, sebuah saklar elektronik, sebuah amplifier, dan sebuah pencatat frekuensi. Ketika saklar ditutup, arus DC mengalir dari baterai ke lilitan, kemudian memproduksi kuat medan magnet dalam silinder tersebut. Atom hidrogen (proton) yang berputar seperti dipol magnet, menjadi sejajar dengan arah medan (sepanjang sumbu silinder). Daya listrik kemudian memotong lilitan dengan membuka saklar. Karena medan magnet Bumi menghasilkan torsi (tenaga putaran) pada putaran atom hidrogen, maka atom hidrogen memulai presesi disekitar arah total medan Bumi. Presesi tersebut menunjukkan medan magnet dalam berbagai waktu yang mana menginduksi sedikit arus AC pada lilitan tersebut. Frekuensi pada arus AC memiliki persamaan dengan frekuensi presesi atom tersebut. Karena frekuensi presesi berbanding dengan kuat medan total dan karena konstanta perbandingan diketahui, maka kuat medan total dapat ditetapkan dengan akurat[3].
Suseptibilitas magnetik adalah ukuran dasar bagaimana sifat kemagnetansuatu bahan yang merupakan sifat magnet bahan yang ditunjukkan dengan adanyarespon terhadap induksi medan magnet yang merupakan rasio antara magnetisasidengan intensitas medan magnet. Dengan mengetahui nilai suseptibilitas magnetik suatu bahan, maka dapat diketahui sifat-sifat magnetik lain dari bahan tersebut.  Salah satunya adalah bahan paramagnetik. Bahan paramagnetik adalah bahan - bahan yang memiliki suseptibilitas magnetik Xm yang positif dan sangat kecil. Karakteristik dari bahan yang bersifat paramagnetik adalah memilikimomen magnetik permanen yang akan cenderung menyearahkan diri sejajar dengan arah medan magnet dan harga suseptibilitas magnetiknya berbandingterbalik dengan suhu T. Variasi dari nilai susceptibilitas magnetik yang berbanding terbalik dengan suhu T adalah merupakan hukum Curie. Koreksi pengukuran yang digunakan dalam metode geomagnet yaitu diantaranya koreksi harian, koreksi IGRF dan koreksi ketinggian. Koreksi harian merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Koreksi IGRF merupakan koreksi dengan menghilangkan data nilai IGRF area tersebut dari data pengukuran. Nilai IGRF tidak lain adalah nilai medan magnetiK utama[4].

Gambar 1.1. Proton Precession Magnetometer

II.     METODE

Dalam praktikum geomagnet peralatan yang digunakan antara lain 1 set Proton Precession Magnetometer beserta tongkatnya, kompas geologi, GPS, roll meter, dan stopwatch. Pada praktikum ini menggunakan 10 line (gambar 2.1) dengan panjang 1 line adalah 30 m. Setiap line memiliki panjang yang sama dan skala pengukuran yang digunakan adalah setiap 2 meter diukur titik dalam setiap garisnya.
Adapun langkah-langkahnya yaitu peralatan dipersiapkan, kemudian menentukan base station terlebih dahulu. Lalu diukur koordinat base station menggunakan GPS dan medan magnet menggunakan PPM. Kompas digunakan untuk menentukan arah mata angina. Selanjutnya mulai dibuat line no 1 dan kemudian diukur titik di setiap 2 meter pada line tersebut.  Dan seterusnya sama pada setiap line sampai line ke 10. Namun pada setiap waktu 5 menit, kembali ke base station untuk mengukur medan magnetnya lagi dan dilanjutkan kembali mengukur titik yang selanjutnya.

Gambar 2.1. Garis-Garis Pengukuran

 Dari langkah-langkah yang telah disebutkan, akan lebih mudah dipahami apabila ditampilkan dalam bentuk flow chart seperti gambar di bawah ini:


Gambar 2.2 Flow Chart

III.     HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, telah didapatkan data berupa nilai medan magnet dan noise, serta koordinat di setiap titik dan waktunya. Berikut data tersebut yang ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1 Data medan magnet pada line 1
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
13.56
23.762

1
698141
9194781
13.56
21.586
18314.3
2
698142
9194775
13.57
25.926
-16349.9
3
698145
9194775
13.58
8.266
-2209.5
4
698146
9194772
13.59
18.892
1060.7
5
698149
9194773
14.00
7.842
21334.6
BS
698177
9194792
14.06
24.093

6
698144
9194760
14.06
7.902
3753.1
7
698148
9194770
14.06
23.162
-10361.9
8
698147
9194767
14.07
19.1645
13418.9
9
698146
9194764
14.07
20.005
16306.3
10
698145
9194761
14.08
22.9985
24852.3
11
698143
9194757
14.09
19.2245
9017.5
12
698142
9194754
14.10
19.0145
12605.9
13
698152
9194760
14.10
21.8245
18807.9
BS
698177
9194792
14.11
21.2645

14
698156
9194760
14.12
23.8805
-10523.2
15
698153
9194755
14.13
22.2705
-22951.8
16
698135
9194772
14.14
19.7805
12773.4

Tabel 2 Data medan magnet pada line 2
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
14.22
19.0105

17
698179
9194775
14.23
17.4505
-14391.3
18
698175
9194776
14.24
21.6205
-10357.3
19
698175
9194773
14.24
18.9005
-11559.7
20
698175
9194771
14.25
16.8505
-9572.3
21
698172
9194771
14.25
25.0205
40025.3
22
698169
9194776
14.26
19.7205
16770.9
BS
698177
9194792
14.28
18.9205

23
698169
9194770
14.28
19.6505
-28735.2
24
698169
9194765
14.28
16.8085
-29264.8
25
698169
9194768
14.28
18.9885
-25198.6
26
698168
9194763
14.29
17.7205
-29067
27
698166
9194762
14.30
18.5615
-25940.8
28
698161
9194763
14.30
17.5915
797.8
29
698159
9194764
14.31
18.8915
-28090.8
30
698158
9194758
14.31
19.9115
-28144.4
31
698157
9194756
14.31
19.9185
-27653.2

Tabel 3 Data medan magnet pada line 3
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
32
698154
9194755
14.32
17.47
-28993.4
BS
698177
9194792
14.33
19.74

33
698157
9194762
14.34
20.9
-22754.1
34
698156
9194764
14.35
19.197
-28359.7
35
698155
9194765
14.35
18.7603
-28519.7
36
698153
9194766
14.35
18.7988
-29715.9
37
698151
9194766
14.36
22.1318
-21933.7
38
698150
9194767
14.36
19.4518
-25559.1
39
698149
9194768
14.36
19.2415
-25297.5
BS
698177
9194792
14.38
21.74

40
698148
9194770
14.38
17.5741
1497
41
698146
9194770
14.39
20.0351
8447.4
42
698148
9194775
14.39
19.3253
8071.6
43
698145
9194777
14.40
19.8223
7266.8
44
698143
9194778
14.40
19.116
5539.6
45
698145
9194777
14.41
19.616
8363.2
46
698148
9194770
14.41
19.495
5806.4

Tabel 4 Data medan magnet pada line 4
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
14.46
19.40

47
698145
9194779
14.48
18.804
4135.2
48
698169
9194771
14.48
18.474
5182.4
49
698169
9194775
14.49
36.509
-5070
50
698159
9194779
14.49
18.845
4613.6
51
698157
9194783
14.49
19.582
-27421
52
698156
9194783
14.50
18.348
3950.6
BS
698177
9194792
14.51
19.69

53
698157
9194781
14.51
19.0015
-28525.1
54
698157
9194783
14.52
19.131
2030.3
55
698157
9194782
14.52
16.715
1611.5
56
698157
9194784
14.53
16.284
2289.1
57
698156
9194787
14.53
17.804
2089.5
58
698154
9194789
14.53
19.276
1553.7
59
698151
9194791
14.53
40.826
-5633.3
60
698150
9194792
14.53
52.916
-4451.9
61
698149
9194792
14.54
155.96
-298.3

Tabel 5 Data medan magnet pada line 5
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
14.55
20.49

62
698148
9194793
14.56
17.5781
2043.2
63
698175
9194774
14.57
18.8331
2973.8
64
698173
9194777
14.57
32.2481
-5703.6
65
698172
9194778
14.58
20.316
2689.6
66
698169
9194781
14.59
31.225
-6350.6
BS
698177
9194792
15.00
18.64

67
698167
9194784
15.00
18.875
1792.2
68
698163
9194787
15.00
19.243
2544
69
698162
9194788
15.01
18.799
2541
70
698161
9194788
15.01
21.7356
-17722
71
698158
9194786
15.01
19.472
1926.8
72
698160
9194790
15.02
19.53
2847.8
73
698157
9194790
15.02
19.443
3424.4
74
698156
9194791
15.03
19.049
3541.4

Tabel 6 Data medan magnet pada line 6
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
15.04
18.76

75
698153
9194795
15.05
19.6415
-25756.1
76
698152
9194789
15.05
19.3495
-29393.9
77
698151
9194788
15.06
18.6255
771.3
78
698148
9194788
15.06
19.5055
-27319.3
79
698148
9194793
15.07
18.4465
-27765.3
80
698146
9194786
15.07
19.945
-29052.7
81
698145
9194784
15.07
39.7505
-6175.1
82
698145
9194783
15.08
30.9665
-24013.7
83
698144
9194779
15.08
25.0605
-11922.9
84
698145
9194779
15.09
70.9119
-3166.3
BS
698177
9194792
15.15
19.26

85
698142
9194776
15.16
19.761
-22060.9
86
698139
9194776
15.17
20.971
-25765.7
87
698138
9194776
15.17
23.005
-16123.5
88
698137
9194773
15.18
21.3005
-16325.7

Tabel 7 Data medan magnet pada line 7
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
89
698135
9194772
15.18
41.803
-5696.7
90
698139
9194775
15.19
17.053
1358.9
91
698137
9194774
15.19
19.217
-22389.9
BS
698177
9194792
15.20
20.31

92
698136
9194776
15.21
20.0027
-25099.9
93
698138
9194776
15.21
19.5497
3837.1
94
698141
9194777
15.21
32.887
-5507.5
95
698145
9194774
15.22
18.4657
2669.1
96
698148
9194773
15.23
18.0327
2511.3
97
698150
9194773
15.23
19.3527
2889.3
BS
698177
9194792
15.25
18.15

98
698154
9194770
15.25
19.7629
-25200.9
99
698155
9194771
15.26
18.61579
1783.5
100
698165
9194773
15.27
19.59
-25187.7
101
698164
9194774
15.28
18.77959
-23837.9
102
698166
9194773
15.28
19.18399
1417.7
103
698168
9194773
15.29
20.29099
-25780.7
104
698171
9194773
15.29
20.64099
-27494.9
105
698173
9194773
15.29
19.29799
-27357.3
106
698175
9194773
15.29
8.12439
13500.5

Tabel 8 Data medan magnet pada line 8
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
15.30
19.17

107
698152
9194795
15.31
29.44039
-7506.3
108
698154
9194791
15.32
34.22039
-6269.3
109
698154
9194787
15.32
39.76739
-6079.1
110
698154
9194786
15.33
18.06739
-25978.1
111
698154
9194783
15.33
19.49039
2169.1
112
698154
9194782
15.33
18.8023
-28580.5
113
698156
9194776
15.34
31.4173
-7305.3
114
698154
9194776
15.34
20.66439
-27604.9
115
698152
9194776
15.35
18.75739
-28575.9
BS
698177
9194792
15.36
20.91

116
698151
9194775
15.37
46.52539
-2687.9
117
698151
9194771
15.38
17.44139
3117.3
118
698150
9194770
15.38
20.40739
7034.7
119
698149
9194764
15.39
21.14134
3790.1
120
698151
9194762
15.39
27.39839
-5293.7
121
698151
9194760
15.40
18.80139
4002.3
122
698151
9194759
15.40
18.28139
5611.7
123
698151
9194756
15.40
21.3586
-26939.1
124
698151
9194750
15.40
19.02746
5459.9

Tabel 9 Data medan magnet pada line 9
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
BS
698177
9194792
15.41
18.97

125
698165
9194780
15.43
20.89946
6487.5
126
698163
9194779
15.43
19.68546
4966.9
127
698162
9194778
15.43
19.98186
7758.9
128
698161
9194777
15.43
19.04786
6400.5
129
698158
9194774
15.44
18.02786
4469.7
130
698155
9194773
15.44
18.7286
3309.5
131
698154
9194772
15.45
19.67486
7126.7
132
698151
9194770
15.45
18.71786
3719.7
133
698148
9194767
15.45
17.1186
5384.7
134
698148
9194766
15.46
18.54731
3861.3
135
698148
9194765
15.47
21.11086
-25218.5
BS
698177
9194792
15.48
19.19

136
698147
9194764
15.48
33.40186
-7895.20

Tabel 10 Data medan magnet pada line 10
No.
Titik
Koordinat
Waktu
Noise
H akhir
Lintang
Bujur
137
698157
9194785
15.49
18.68386
-27993.2
138
698156
9194785
15.49
20.15786
-26781.6
139
698153
9194784
15.49
83.28386
-4089.4
140
698152
9194783
15.50
18.89186
-28850
141
698148
9194779
15.50
28.70486
-7592.6
142
698149
9194779
15.51
18.985
-25273.4
143
698148
9194777
15.51
18.43016
-25770
144
698145
9194774
15.51
17.52216
-29090.6
145
698140
9194772
15.52
19.67216
-20866
146
698141
9194773
15.52
18.54816
845.4
147
698139
9194772
15.53
18.87816
-28809.4
148
698137
9194770
15.53
19.0966
-1803.4

Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika tertua yang mempelajari karakteristik medan magnet bumi. Sejak lebih dari tiga abad yang lalu telah diketahui bahwa bumi merupakan magnet yang besar. Bentuk bumi sendiri tidak benar-benar bulat dan material penyusunnya pun tidak homogen, hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lintasan garis gaya magnet. Penyimpangan inilah yang disebut anomali geomagnet. Metode magnetik mendasari survei geofisika dalam pencarian jebakan mineral dan struktur bawah permukaan bumi secara signifikan. Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap yaitu akuisisi data lapangan, processing, dan interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi IGRF, koreksi ketinggian, koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak. Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia sebanyak 10 lintasan dengan interval antar titik ukur 2 m dan jarak setiap lintasan 30 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel.
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Pada percobaan ini daerah yang diukur adalah lapangan belakang gedung rektorat.nilai IGRFnya adalah 44578 nT. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik (ΔHr0).
Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi setempat dalam bentuk distribusi benda magnetik atau struktur geologi, yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai dan ketelitian hasil pengukuran. Beberapa pemodelan yang biasa digunakan yaitu pemodelan dua setengah dimensi dan pemodelan tiga dimensi.
Hasil pengolahan data geomagnet yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut menggunakan software surfer dan magpick. Berikut ini adalah hasil interpretasi data yaitu berupa peta kontur anomali medan magnetik yang bersumber dari struktur geologi permukaan bumi di daerah lapangan belakang gedung rektorat ITS, sebagai berikut:


Gambar 3.1 Peta Kontur Anomali Medan Magnet

Pada gambar 3.1 sumbu x menyatakan lintang yaitu lintang selatan dan sumbu y menyatakan bujur yaitu bujur timur. Data telah dalam bentuk UTM.
Nilai anomali medan magnet daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga kelompok anomali medan magnet, yaitu anomali medan magnet rendah pada skala warna hitam, biru sampai warna biru muda dengan nilai antara – 35000 nT sampai -10000 nT. Anomali medan magnet sedang pada skala warna hijau sampai warna kuning yaitu dengan nilai antara -5000 nT sampai 15000 nT. Anomali medan magnet tinggi pada skala warna merah sampai warna ungu yaitu dengan nilai antara 20000 nT sampai 35000 nT. Berdasarkan tiga kelompok nilai anomali medan magnet daerah penelitian didominasi oleh nilai anomali medan magnet rendah dan sedang yang tersebar ditengah daerah penelitian yang membujur dari utara ke selatan dan hampir tersebar di bagian barat dan timur. Sedangkan anomali medan magnet tinggi berada di sebelah barat daya, timur, dan tengah daerah penelitian.
Dari peta kontur anomali medan magnet, jika dibuat gambar permukaannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.2 Surface Topografi
Bila dibandingkan dengan gambar rangkaian saat melakukan pengukuran, pada gambar dibawah ini telah dicatat anomali medan magnet yang ditemui saat melakukan pengukuran yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.3 rangkaian pengukuran disertai anomali medan magnet yang terlihat

Dengan demikian dapat diketahui anomali medan magnet tinggi itu didominasi oleh kumpulan paku bumi dan pot besar. Anomali medan magnet sedang didominasi oleh kumpulan tumpukan besi, pipa besi dan besi besar. Dan anomali medan magnet rendah didominasi oleh bangunan-bangunan.
Setelah didapatkan peta kontur anomali medan magnetiknya, selanjutnya digunakan software magpick untuk mendapatkan upward kontinuitasnya. Gambarnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4 Upward kontinuitas

Pengangkatan ke atas atau upward continuation merupakan proses transformasi data medan potensial dari suatu bidang datar ke bidang datar lainnya yang lebih tinggi. Pada pengolahan data geomagnetik, proses ini dapat berfungsi sebagai filter tapis rendah, yaitu unutk menghilangkan suatu mereduksi efek magnetik lokal yang berasal dari berbagai sumber benda magnetik yang tersebar di permukaan topografi yang tidak terkait dengan survei. Proses pengangkatan tidak boleh terlalu tinggi, karena ini dapat mereduksi anomali magnetik lokal yang bersumber dari benda magnetik atau struktur geologi yang menjadi target survei magnetik ini.

IV.     KESIMPULAN/RINGKASAN

Dari praktikum metode geomagnet yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai anomali medan magnet daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga kelompok anomali medan magnet, yaitu anomali medan magnet rendah pada skala warna hitam, biru sampai warna biru muda dengan nilai antara – 35000 nT sampai -10000 nT yang didominasi oleh bangunan-bangunan. Anomali medan magnet sedang pada skala warna hijau sampai warna kuning yaitu dengan nilai antara -5000 nT sampai 15000 nT yang didominasi oleh kumpulan tumpukan besi, pipa besi dan besi besar. Dan anomali medan magnet tinggi pada skala warna merah sampai warna ungu yaitu dengan nilai antara 20000 nT sampai 35000 nT yang didominasi oleh kumpulan paku bumi dan pot besar.


UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dharma Arung Laby dan Yoseph Wahyu Saputra Wisnu Wardana selaku asisten, rekan-rekan praktikum dan semua pihak yang terkait praktikum Geomagnet dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

[1]     Telford, W.M. 1976. Applied Geophysics. Cambridge University Press: London.
[2]     Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB: Bandung
[3]     Blakely, R.J. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications. Cambridge University Press: London.
[4]     Shuey, R.T., Pasquale, AS. End correction in magnetic profile Geophysics, Volume 38, No.3, 507-512.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar