|
KOMPOSISI
MINERAL
|
|
Disusun oleh:
|
Seni Ramaadhanti S
|
NRP: 1112100015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mineral
merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Mineral
merupakan unsure isensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting
dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh. Definisi
Mineral tidak hanya ada satu, bayak para ahli yang mendefinisikan apa itu
mineral, dan berikut ini definisi-definisi tentang Mineral. Menurut A.W.R.
Potter & H. Robinson tahun 1977. Mineral adalah zat yg homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan
bukan hasil suatu kehidupan. Menurut L.G. Berry & B. Mason tahun 1959. Mineral adalah benda padat
homogen terdapat di alam, mempunyai komposisi kimia tertentu & mempunyai
susunan atom yg teratur. Menurut D.G.A. Whitten & J.R.V. Brooks tahun 1972.
Mineral adalag bahan padat dengan struktur homogen mempunyai kompisisi kimia
tertentu, di bentuk oleh proses alam yg anorganik. Batuan dan mineral
merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan
manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang
membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan
mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan
komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi. Bahan tambang di Indonesia
terdapat di darat dan di laut. Bahan tambang jika diolah memerlukan modal yang
banyak, tenaga ahli dan teknologi yang tinggi. Sedangkan untuk memperolehnya,
dapat juga dilakukan secara tradisional seperti mendulang emas dan lain-lain.
Mineral-mineral
yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khasnya masing-masing seperti
kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang & gigi, natrium
berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga kalsium yang
berfungsi untuk memperlancar kontraksi otot.
B. Rumusan
Masalah
Pada makalah ini dapat dirumuskan
suatu masalah yaitu bagaimanakah komposisi mineral dari beberapa mineral yang
terdapat di alam?
C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini
adalah untuk mengetahui komposisi mineral dari beberapa mineral yang terdapat
di alam.
BAB
II
DASAR
TEORI
A. Kuarsa
(Quartz)
Penemuan
kuarsa dimulai pada abad ke 17, Nicholas Steno mempelajari kuarsa berdasarkan
kristalografinya, ia menemukan bahwa kristal kuarsa merupakan prisma panjang
dengan setiap sudut sebesar 60°.Pada tahun 1880, Jacques and Pierre Curie
menemukan sifat piezoelectricity. Pada tahun 1921, Walter Guyton Cady
mengembang osilator atau resonator kuarsa untuk pertama kalinya. Pada tahun
1923, George Washington Pierce mematenkan desain osilator kuarsanya.Pada tahun
1927, Warren Marrison menciptakan osilator jam berdasarkan prinsip yang
digunakan oleh Cady dan Pierce.
Secara
etimologi Kuarsa atau Quartz berasal dari Bahasa Jerman yaitu Quarz yang mana
berasal dari Slavic, pekerja tambang Ceska menyebutnya sebagai křemen. Nama
Kuarsa (Quartz) berasal dari bahasa Saxon, "Querkluftertz", atau yang
disebut dengan cross-vein ore.
Kuarsa
(silicon dioxide atau SiO2) adalah mineral tunggal utama di bumi. Terdiri dari
banyak warna dan bentuk. Kuarsa juga dapat berwarna coklat, hitam ataupun ungu
(amethyst), jarang terdapat berwarna hijau dan warna warna lainnya tergantung
dari campuran yang terkandung di dalamnya. Apabila kita telah terbiasa dengan
mineral kuarsa ini maka akan mudah sekali untuk mengenalinya dalam bentuk yang
bermacam-macam. Kuarsa memiliki cerat berwarna putih, sehingga jika mineral
kuarsa (apapun warnanya) digoreskan pada lempeng porselin atau mineral lain
yang lebih keras daripada kuarsa, maka
warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut akan berwarna putih. Dalam
skala MOHS, kuarsa memiliki derajat kekerasan 7, sehingga untuk menggoresnya
kita bisa menggunakan mineral topaz (yang memiliki kekerasan 8) atau dengan
amplas yang memiliki permukaan kasar. Kilap dari kuarsa adalah kaca. Jika kita
pantulkan seberkas cahaya pada kuarsa, maka kilap yang dihasilkan memberikan
kesan seperti kaca. Selain itu, kuarsa juga bersifat tembus cahaya, sehingga
dari sifat transparansinya termasuk mineral yang Transparant.
Dilihat
dari ciri–ciri fisiknya, seperti kalsit,
kuarsa juga memiliki warna yang bervariasi, umumnya putih, ungu, coklat,
bahkan tak berwarna. Bahkan, beberapa spesimen ada yang memiliki multiwarna
atau bahkan bercampur (seperti putih keunguan). Hal ini karena magma yang
menyusun mineral tersebut bersifat asam. Kuarsa memiliki rumus kimia SiO2 ,
berat molekul 60,08 gm, dengan komposisi :
·
(Si)
Silikon 46,74 %
·
(O2) Oksigen 53,26 %
Berdasarkan
literatur yang ada, kuarsa memiliki berat jenis 2,6 - 2,7, yang berarti berat
kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika di dalam
air. Kuarsa tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena
tidak adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan (fracture) concoidal,
yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan
bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah.
Sifat
dalam (tenacity) dari kuarsa adalah rapuh (brittle), sehingga bila digores
menjadi tepung/bubuk dan mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya
hexagonal, dengan kelas simetri dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat
diamagnetic, sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet.
Kuarsa
tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh adanya ikatan antara unsur
Si dengan O . Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral.
Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40
% dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Contoh lainnya : Feldspar,
olivine, piroksin (augite), hornblende, kaolin, dll.
Pada
dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan enam
sisi pada bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak
mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kaca adalah penciri
utama mineral kuarsa ini. Kemunculan kuarsa pada batuan. Mineral kuarsa
terdapat di semua jenis batuan Batuan Beku asam sampai intermediet, Batuan
Sedimen dan pada batuan metamorf sering
dijumpai dalam bentuk urat kuarsa.
Mineral
kuarsa banyak dijumpai pada kebanyakan daerah geologi, tetapi pada umumnya
terbentuk pada batuan sedimen seperti batu pasir dan pada batuan beku tertentu
seperti granite. Pada batuan granite butiran kuarsa biasanya muncul berwarna
abu-abu. Pada waktu batuan kristal ini terbentuk jauh di bawah permukaan,
mineral kuarsa adalah mineral yang terakhir kali terbentuk dan biasanya tidak
mempunyai ruang untuk membentuk kristal. Pada batuan pegmatites, kuarsa
kadang-kadang membentuk kristal yang sangat besar bisa mencapai beberapa meter.
Kuarsa
memiliki banyak variasi nama dibandingkan dengan mineral lain. Mineral
Chalcedony, contohnya, adalah salah satu varietas dari kuarsa. Juga dikenal
sebagai Microcrystalline Quartz, karena bentuk kuarsanya yang hanya dapat
dilihat secara microscopic, compacted crystals. Namun, kebanyakan referensi
menyebutkan kuarsa dan chalcedony merupakan mineral yang berbeda. Variasi
kuarsa lainnya adalah Citrine dan rose Quartz.
Sifat
optik Kuarsa pada Nikol Bersilang
·
Gelapan (extinction) : bergelombang
·
TRO (Tanda Rentang Optik) : abu-abu (orde I) – merah muda
(orde III), adisi (+) – lengthslow
Gambar
2.1 Kuarsa
B. Ortoklas
(Orthoclase)
Ortoklas (formula akhir KAlSi3O8) adalah sebuah
mineral tektosilikat penting yang membentuk batuan beku. Namanya berasal dari
bahasa Yunani yang berarti "retakan lurus", karena dua bidang
bersihannya ada pada sudut yang tepat menghadap satu sama lain. Nama lainnya
ialah feldspar alkali dan feldspar kalium (feldspar potasium). Permata yang
dikenal sebagai batu bulan sebagian besar terdiri dari ortoklas. Warna dari
mineral ortoklas yaitu jernih, kehijauan, kuning keabu-abuan, putih, merah muda.
Sifat kristal mineral ortoklas dapat berupa anhedral atau euhedral. Butiran
biasanya memanjang dengan rupa tabung. Sistem kristalnya yaitu monoklinik (2/m)
kelompok ruang C2/m. Memiliki pengembaran carlsbad. Pengembaran baveno dan
manebach juga terdapat pada ortoklas. Memiliki bersihan sempurna pada {001} dan
bersihan bagus pada {010}. Bersihan berpotongan pada sudut 90°. Sulit melihat
bersihan pada potongan kecil karena relief ortoklas yang rendah. Kilauan yaitu
kekacaan, kemutiaraan pada permukaan bersihan.
Orthoclase adalah suatu polymorph dari yang lain
mineral yang berbagi yang sama Nama kimia, tetapi mempunyai struktur hablur
yang berbeda. Jika identifikasi yang positif antara mineral ini tidak bisa
dibuat oleh metoda bidang, kemudian spesimen bisa dipastikan jadilah dikenal
sebagai suatu kalium feldspar atau K-spar. Plagioclase feldspars kekurangan
kalium, adalah berwarna lembut dan pada umumnya striated.. Yang lain tiang
kapal-k mineral adalah sanidine, microcline dan anorthoclase. Orthoclase adalah
semakin umum dari tiang kapal-k.
Perbedaan antar mineral ini adalah mengambil
tambahan pelajaran contoh tangan. Microcline menuju ke untuk diwarnai-lebih
dalam dan satu-satunya bahwa dapat, tetapi tidaklah selalu, suatu warna yang
hijau-biru (amazonite). Orthoclase tidak menunjukkan kelahiran kembar yang
seperti daun yang adalah umum di microcline dan occassionally menyajikan seperti
striations di permukaan perpecahan.
Sanidine dan anorthoclase pada umumnya mempunyai
suatu meratakan kebiasaan kristal. Selain dari yang, enviroment dari formasi
adalah satu-satunya tanda/ kunci rahasia contoh tangan yang lain untuk menciri orthoclase
dari sanidine atau anorthoclase. Orthoclase adalah yang utama tiang kapal-k
dari granit dan syenites didinginkan itu sedang dengan cepat. Sanidine dan
anorthoclase adalah unsur yang umum di batuan beku gunung berapi extrusive
seperti rhyolites, di mana batu karang yang didinginkan dengan cepat. teknik
sinar x dan Sifat optis adalah satu-satunya jalan yang pasti untuk menciri
orthoclase dari microcline.
Gambar 2.2 Ortoklas
C. Plagioklas
(Plagioclase)
Plagioklas termasuk
dalam kelompok feldspar yang mana mineral ini sangatlah penting untuk belajar
mineral optik karena mempunyai ciri-ciri yang khas seperti kembaran, gelapan
dan lainnya. Sedangkan kita tahu bahwa mineral-mineral feldspar sangatlah
penting dalam mineral pembentuk batuan dan terdiri dari beberapa bagian dalam
pembekuan diantarannya ortoklas (K Al Si3 O8), albit (Na Al Si3 O8) dan
anorthit (Ca Al2 Si2 O8).
Dari reaksi bowens
dapat kita ketahui proses pembentukan kristal dari plagioklas ini sendiri, yang
mana urutan dari kristalisasi mineral plagioklas berada pada seri kontinyu
(Continous Series). Kristalisasi Plagioklas-Ca pada fase awal berangsur-angsur
dengan jalan bereaksi dengan larutan sisa berubah komposisinya dari arah
plagioklas-Na. Reaksi perubahan ini, perubahan plagioklas merupakan deret
solit-solution yang merupakan reaksi kontinyu artinya kristalisasi
Plagioklas-Ca ----Plagioklas-Na (Anorthit ---- Albit) jika setimbang akan
berjalan terus menerus. Anorthit akan selalu bereaksi dengan larutan sisa
membentuk bitonit, sejalan dengan penurunan temperatur dan tekanan, bitonit
juga kan bereaksi dengan larutan sisa membentuk labradorit, demikian seterusnya
sehingga pada waktu larutan sisa habis, pada batuan beku hanya akan dijumpai
satu jenis plagioklas. Plagioklas ini sendiri mempunyai 6 jenis seperti albit,
oligoklas, andesine, labradorit, bytownite dan anorthit, yang kesemuanya akan
dijelaskan dibawah. Mineral plagioklas ini terbentuk hampir ada dimana-mana
pada batuan beku gabbro, basalt dan anorthosit yang cenderung pada plagioklas
yang kaya akan calcium ( calcium-rich plagiclase ) umumnya labradorit. Pada
batuan beku lainnya seperti andesit, diorit, granit dan syenit terdapat mineral
plagioklas yang cenderung pada plagioklas yang kaya akan sodium ( sodium-rich
plagioclase ) yang umumnya adalah andesine.
Rumus Kimia dari
mineral plagioklas adalah NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8.
Karakteristik fisik yang dimiliki mineral plagioklas adalah mempunyai warna
putih, abu-abu, sampai hitam keabu-abuan, dengan kilap kaca, kekerasan 6 – 6,5,
cerat putih, sifat kristal: transparan – opaque (albit, anorthit, bytownite),
transclucent – transparan (oligoklas, andesin, labradorit), mempunyai sistem
kristal trilklin, belahan 1 arah, pecahan konkoidal, berat jenis 2,61 (albite),
2,64 – 2,68 (oligoklas), 2,68 – 2,71 (andesin), 2,70 – 2,74 (labradorit), 2,74
– 2,76 (bytownite dan anorthit), cerat putih, asosiasi mineral :kuarsa,
toumalin, muscovit (albit); kuarsa, muscovit dan K-feldspar (oligoklas);biotit,
hornblende, kuarsa dan K-feldspar (andesine); biotit, piroksen, dan hornblende
(labradorit, dan bytownit); biotit, augit, hornblende dan piroksen (anorthit).
Gambar 2.3 Plagioklas
D. Piroksen
(Pyroxene)
Piroksen
adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan pada batuan
beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika
tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan ortorombik. Piroksen mempunyai rumus
kimia umum XY(Si,Al)2O6 (X adalah kalsium, natrium,
besi+2, magnesium dan sedikit seng, mangan, dan litium. Sedangkan Y adalah ion
kromium, aluminium, besi+3, magnesium, mangan, skandium, titanium, vanadium dan
besi+2).
Piroksen
adalah mineral pembentuk batuan beku dalam urutan Seri Bowen yang berwarna
gelap, yang punya sifat :
·
Monoklin, tetapi ada juga yang trombus
dan triklin.
·
Merupakan senyawa silium oksida,
terutama dari magnesia dan kapur (kalsium)
·
Tahan terhadap bekerjanya asam kecuali
terhadap asamflourida.
·
Kekerasannya = 5 sampai 6
·
Berat jenisnya = 2,9 sampai 3,6.
·
Berkilap kaca, kadang-kadang berkilap
mutiara.
Beberapa
varietas masih mengandung juga besi dan alumunium atau mangan,natrium dan
litium.Urutan mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan
penurunan suhu dapat dilihat pada Bowen’s reaction series. Pada seri reaksi Bowen
terdapat 2 kelompok, yaitu seri terputus (discontinuous series), dimana mineral
yang terbentuk mempunyaistruktur kristal dan komposisi yang berbeda-beda. Dan seri
berkesinambungan (continuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai
struktur kristal yang sama, namun komposisi kimia penyusunnya yang berbeda. Akhirnya
pada cairan magma akan tersisa silika, potasium dan sodium yang akan kemudian
akan membentuk mineral-mineral K-feldspar, muskovit dan kuarsa.
Piroksenit
adalah batuan beku plutonik, berkomposisi mineral-mineral dari keluarga
piroksin, seperti augit, bronzit, diallag, diopsid, enstatit, hipersten. Ukuran
butir mineral-mineralnya sangat kasar, bahkan individu mineralnya dapat
mencapai ukuran inci. Hubungan kekerabatan komposisi piroksenit sangat dekat
dengan gabro (piroksin + plagioklas) dan peridotit (piroksin + olivin). Piroksin
(pyroxene) juga merupakan suatu kelompok mineral silikat penyusun batuan yang
banyak dijumpai di dalam batuan beku dan batuan metamorfik.
Rumus
umumnya adalah XY(Si,Al)2O6. X mewakili ion-ion dari Ca,
Na, Fe+2, Mg dan dalam jumlah kecil Zn, Mn, Li. Y mewakili ion-ion
yang berukuran lebih kecil dari Cr, Al, Fe+3, Mg, Mn, Sc, Ti, Va, Fe+2.
Kelompok mineral piroksin terbentuk atau mengkristal dalam dua sistem kristal
yang berbeda, yaitu sistem monoklin (monoclinic) dan sistem ortorombik
(orthorhombic). Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem kristal monoklin
disebut sebagai klinopiroksin (Clinopyroxenes). Contohnya: Aegirine, Augite,
Diopside, Jadeite, Pigeonite, Spodumene. Kelompok mineral piroksin yang
memiliki sistem kristal ortorombik disebut sebagai ortopiroksin
(Orthopyroxenes). Contohnya: Hypersthene, Enstatite, Ferrosilite. Peroksen juga
merupakan fenokris yang lebih sering terdapat pada lava Gunungapi Ruang dan
Pulau Tagulandang. Bentuk prismatic dari anhedral-euhedral, dengan ukuran
0,2-2,5mm panjangnya, kembar, sederhana, sebagian polisntetik. Mineral ini
terdiri dari jenis piroksen orto dan klino.
Gambar
2.4 Piroksen
E. Hornblende
Hornblende,
adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan aluminium (Al), silika (Si), dan oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini
banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf. Berikut
adalah mineral Amphibole pada batuan tremolit dan mineral hornblende.
Istilah
hornblende berasal dari bahasa Jerman; Horn (tanduk) dan Blender (Blender
adalah bersinar) dan mengacu pada kecerahan mineral. Mineral hornblende
termasuk dalam mineral silikat dan mineral ferromagnesium. Hornblende adalah
nama dari kelompok mineral silikat atau aluminosilikat. Mempunyai rumus umum
adalah (Na, Ca)2-3(Mg, Fe, Al)5(Al, Si)8O22(OH)2.
Hornblende adalah kelompok mineral silikat
yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral hornblende
umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al),
Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau
tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan
batuan metamorf.
Karakteristik
Fisik Mineral
·
Warna segar : hitam sampai
hijau gelap.
·
Warna lapuk : hitam putih
·
Golongan/klas : Silikat
·
Subclass :
Inosilicates
·
Group :
amphibole
·
kilap : kaca
·
derajat ketransparanan : umumnya opaque mineral tapi jika
dalam bentuk lembaran tipis atau pada mineral tertentu dapat tembus cahaya/
transparant mineral.
·
Sistem kristal : monoklin
·
Perawakan Kristal : Granular (membutir), masif
(agregat besar) dan kadang-kadang acicular (menjarum).
·
Belahan : imperfect (tidak sempurna) dalam dua arah pada 560 dan 1240.
·
Pecahan : tidak merata (uneven).
·
Kekerasan : 5 – 6 Skala Mohs.
·
Berat Jenis : 2,9-3,4 gr/cm3 (agak di atas rata-rata untuk mineral
tembus)
·
Goresan
: coklat sampai abu-abu
·
Genesa : Terbentuk karena proses pembekuan magma pada suhu sekitar
7000C-6000C. Merupakan mineral penting dan penyebarannya luas dan mineral
pembentuk batuan pada batuan beku seperti diorit,gabbro,basalt,pada betuan
metamorf seperti pada hornblendite.
Hornblende adalah konstituen batuan beku yang umum
gelap atau plutonik. Kadang-kadang bentuk massa schistose dikenal sebagai sekis
hornblende amphibolite atau yang terdiri dari hitam, tipis, kristal paralel.
Amphibole juga umumnya bentuk dengan perubahan pseudomorphic dari pyroxenes
dalam tahap akhir dari pendinginan batuan beku, ketika mineral hornblende
tersebut mungkin terkena air panas. Butir amphibole berserat yang biasa
terlihat dalam bentuk piroksen-sugestif di bagian tipis batuan.m mineral
hornblende ditemukan di Franklin, New
Jersey, tertanam dalam kalsit. Kristal besar serupa ditemukan di St Lawrence
Co, New York, dan Renfrew Co, Ontario, di mana di pegmatities carbonatite
mereka mencapai dimensi raksasa. Kristal kuning kecil dapat dilihat dalam bom
Vesuvius dan di Murcia, Spanyol, volkanik.
Gambar
2.5 Hornblende
F. Felsic
mineral
Felsic
mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah serta
mempunyai berat jenis kecil atau ringan. Contoh : Quartz, Feldspar dan
Feldspatoid.
Quartz
(Kuarsa)
Mineral
kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan kombinasinya.
Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2.berat jenis dari
mineral ini adalah 2,65 dengan tingkat kekerasan (H) bernilai 7. Warna pada
kuarsa dapat jernih atau keruh bila terdapat bersama feldspar, sering terdapat
inklusi dari gas, cairan atau mineral pengotor didalamnya, yang merupakan unsur
pengotor dan sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang
ditunjukkan dapat diperkirakan kemurnian kuarsa tersebut. Tidak terdapat
belahan pada kuarsa.Dan kuarsa juga banyak digunakan dalam industri, khususnya
yang berkaitan dengan gelas (kaca).
Kuarsa
atau kadang disebut “silika”.Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang
terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna
seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga
dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet).Nama kuarsa yang demikian
disebut “amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat.Warna
yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak
bersih.
Feldspar
Feldspar
dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu:
1. Alkali
feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine, anorthoklas, pertite,
dan antipertite.
2. Plagioklas
feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit, bytownite
dan anorthite (calsic).
Orthoclase
(Potassium feldspar)
Orthoklas
adalah anggota dari mineral feldspar.Orthoklas (Potassium feldspars) adalah
mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik,
umumnya berwarna merah daging hingga putih. Rumus kimia atau komposisi kimia
Orthoklas ini adalah KaISi3O8. Berat jenis mineral ini adalah 2,6 dengan
kekerasan 6. Sistem kristalnya adalah monoklin, mempunyai kilap kaca, dan
perawakan yang membutir. Orthoklas ini digunakan sebagai bahan baku dalam
industri keramik.
Plagioklas
feldspar
Mineral
Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar.Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium.Kristal feldspar berbentuk prismatik,
umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas.Plagioklas yang mengandung
Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut
An-orthite. Sistem kristal dari plagioklas ini adalah triklin dengan berat
jenis 2,26-2,76. plagioklas ini mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai
belahan berbentuk kembaran. Komposisi kimia dari mineral ini adalah
NaCaAl2Si3O8.
Feldspatoid
Mineral
feldspatoiid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan mineral
ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam
suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah
feldspar dan tidak akan terbentuk feldspatoid. Mineral-mineral yang termasuk
feldspatoid adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite dan
analcite.Namun yang umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.
Nepheline
(KNaAl2Si2O4)
Nepheline
adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal hexagonal, walaupun
bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain. Warna dari mineral
ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai kekerasan nepheline
adalah 5,5 sampai dengan 6 dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai 2,65. Kilap pada
nepheline adalah kilap kaca, namun ada juga yang memiliki kilap minyak.Belahan
permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-kristal besar.
Nepheline sering ditemukan dalam bentuk “dike” pada batuan beku.
Leucite
(KaISi2O8)
Mineral
leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya adalah
trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal dengan
nama fine grain matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5
sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45 sampai dengan 2,5. warna leucite
umumnya adalah putih keabu-abuan.
G. Mafic
mineral
Mafic
mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan mempunyai berat
jenis besar atau berat. Contoh : Olivin, Amphibole dan Piroksin. Olivine
((Mg,Fe)2SiO4)
Olivine
adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan
magnesium (Mg).Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk
pada temperatur yang tinggi.Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan
ultramafic.Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine
dikenal dengan batuan Dunite.Olivine kadang-kadang juga disebut crysoline. Olivine
mempunyai kenampakan kilap kaca dan nilai kekerasan(H) 5,5-7,0. mineral ini
memiliki berat jenis (SG) 3,27-4,27. Pada umumnya olivine ditemukan pada batuan
beku basa seperti gabbro, basalt, peridotite dan dunite.
Piroksin
Piroksin
merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan memiliki hubungan erat
dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka
mengkristal dalam dua sistem yang berbeda, yaitu orthorhombic dan monoklin.
Secara struktur, piroksin terdiri dari mata rantai yang tidak ada habisnya dan
tetrahedral SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-ion logam Mg
dan Ca yang berikatan dengan oksigen, dan tidak berikatan langsung dengan
silicon. Komposisi kimia piroksin secara umum adalah W1-p(X,Y)1+pZ2O6. Dimana
symbol W, X, Y dan Z menunjukkan unsur dengan jari-jari atom yang sama. Bentuk
kristal piroksin adalah prismatic dengan belahan spesifik. Dalam batuan beku
vulkanik, piroksin adalah Augote Calcio rendah atau Pigionite, sedang dalam
batuan plutonik, piroksin adalah Augite.
Amphibole
(Horblende)
Amphibole
adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
Hornblende tampak berwarna hijau tua kehitaman.Mineral ini banyak dijumpai pada
berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
Mica
Mica
adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi,
dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan
air (H2O). Struktur mika adalah tipe tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4
mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen bebas., sehingga komposisi dan valensinya
diwakili oleh (Si4O10)ˉ4. Rumus umum mika dapat ditulis : W(XY)2-3Z4O10)OHF)2
dimana W = K (Na dalam Paragonite mineral yang sangat baik pada sekiot).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini adalah:
1. Dilihat
dari ciri–ciri fisiknya, seperti kalsit,
kuarsa juga memiliki warna yang bervariasi, umumnya putih, ungu, coklat,
bahkan tak berwarna. Bahkan, beberapa spesimen ada yang memiliki multiwarna
atau bahkan bercampur (seperti putih keunguan). Hal ini karena magma yang
menyusun mineral tersebut bersifat asam. Kuarsa memiliki rumus kimia SiO2 ,
berat molekul 60,08 gm, dengan komposisi (Si)
Silikon 46,74 % dan (O2) Oksigen 53,26 %.
2. Orthoclase adalah suatu polymorph dari yang lain
mineral yang berbagi yang sama Nama kimia, tetapi mempunyai struktur hablur
yang berbeda. Jika identifikasi yang positif antara mineral ini tidak bisa
dibuat oleh metoda bidang, kemudian spesimen bisa dipastikan jadilah dikenal
sebagai suatu kalium feldspar atau K-spar. Plagioclase feldspars kekurangan
kalium, adalah berwarna lembut dan pada umumnya striated.. Yang lain tiang
kapal-k mineral adalah sanidine, microcline dan anorthoclase. Orthoclase adalah
semakin umum dari tiang kapal-k.
3. Rumus
Kimia dari mineral plagioklas adalah NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8.
Karakteristik fisik yang dimiliki mineral plagioklas adalah mempunyai warna
putih, abu-abu, sampai hitam keabu-abuan, dengan kilap kaca, kekerasan 6 – 6,5,
cerat putih, sifat kristal: transparan – opaque (albit, anorthit, bytownite),
transclucent – transparan (oligoklas, andesin, labradorit), mempunyai sistem
kristal trilklin, belahan 1 arah, pecahan konkoidal, berat jenis 2,61 (albite),
2,64 – 2,68 (oligoklas), 2,68 – 2,71 (andesin), 2,70 – 2,74 (labradorit), 2,74
– 2,76 (bytownite dan anorthit), cerat putih, asosiasi mineral :kuarsa,
toumalin, muscovit (albit); kuarsa, muscovit dan K-feldspar (oligoklas);biotit,
hornblende, kuarsa dan K-feldspar (andesine); biotit, piroksen, dan hornblende
(labradorit, dan bytownit); biotit, augit, hornblende dan piroksen (anorthit).
4. Piroksen
adalah mineral pembentuk batuan beku dalam urutan Seri Bowen yang berwarna
gelap, yang punya sifat monoklin, tetapi ada juga yang trombus dan triklin. Merupakan
senyawa silium oksida, terutama dari magnesia dan kapur (kalsium). Tahan
terhadap bekerjanya asam kecuali terhadap asamflourida. Kekerasannya adalah 5
sampai 6. Berat jenisnya yaitu 2,9 sampai 3,6. Berkilap kaca, kadang-kadang
berkilap mutiara.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.minerals.net/mineral/silicate/tecto/quartz/quartz.htm
http://www.minsocam.org/MSA/collectors_corner/arc/silicanom.htm
http://www.mindat.org/min-3337.html
http://www.webmineral.com/data/Quartz.shtml
http://www.handbookofmineralogy.org/pdfs/QUARTZ.pdf
C.Michael
Hogan. 2010. Calcium. eds. A.Jorgensen, C.Cleveland. Encyclopedia of Earth.
National Council for Science and the Environment.
N.Morimoto,
J. Fabries, A.K.Ferguson, I.V.Ginzburg, M.Ross, F.A.Seifeit and J.Zussman.
1989. "Nomenclature of pyroxenes" Canadian Mineralogist Vol.27
pp143–156
http://www.mineralogicalassociation.ca/doc/abstracts/ima98/ima98(12).pdf
mantap gan
BalasHapus