Minggu, 23 November 2014

Lapres Densitas dan Porositas Serbuk



Pengukuran Densitas dan Porositas Serbuk
Seni Ramadhanti S, Rahmania Marwasah
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl.
Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
Email: ramadhanti.seni12@mhs.physics.its.ac.id

AbstrakTelah dilakukan percobaan pengukuran densitas dan porositas serbuk. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai densitas dan porositas suatu material berupa serbuk pasir. Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain 3 macam pasir yang berbeda yaitu pasir hitam, pasir abu-abu halus, dan pasir kecoklatan kasar, neraca digital, piknometer, gelas kaca kecil, dan air. Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa densitas terbesar ada pada pasir kecoklatan kasar yaitu 0.043562 gr/cm3, kemudian diikuti oleh pasir hitam dengan 0.042005 gr/cm3, dan pasir abu-abu halus dengan 0.042004 gr/cm3. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa pasir kecoklatan kasar  memiliki rapat massa terbesar, sehingga dapat dianggap memiliki pori yang lebih sedikit. Oleh karena densitas dan porositas berbanding terbalik. Pasir kecoklatan kasar dan pasir hitam adalah pasir dengan porositas terendah, hanya 0.625 %. Porositas terbesar pada pasir abu-abu halus dengan nilai 0.75 %.

Kata Kunci Densitas, Pasir, Piknometer, Porositas

I.     PENDAHULUAN

Suatu bahan mempunyai beberapa sifat seperti sifat mekanik, listrik, fisis. Sifat fisis yang berarti sifat yang dimiliki suatu bahan yang  dapat kita amati secara langsung.  Untuk mengetahui sifat fisis bahan tersebut,  maka kita melakukan percobaan sifat fisis suatu  material. Sifat fisis suatu benda berkaitan dengan struktur benda. Sifat fisis suatu benda antara lain, porositas dan densitas [1]. Densitas didefinisikan sebagai masa persatuan volume.
Untuk menghitung massa jenis dari serbuk digunakan persamaan sebagai berikut:

….(1.1)
Dimana:
m1  = massa piknometer (kg)
m2 = massa piknometer + air (kg)
m3 = massa piknometer + pasir (kg)
m4 = massa piknometer + pasir + air (kg)

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam batuan yang berupa pori-pori (ruang didalam batuan yang selalu terisi oleh fluida seperti udara, air, minyak atau gas bumi) terhadap volume batuan secara keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi yang diekspresikan di dalam prosentase (%). Besar-kecilnya porositas suatu batuan akan menetukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir[1].
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas antara lain ukuran butir atau grain size, semakin kecil ukuran butir maka rongga yang terbentuk akan semakin kecil pula dan sebaliknya jika ukuran butir besar maka rongga yang terbentuk juga semakin besar. Bentuk butir atau sphericity. Batuan dengan bentuk butir jelek akan memiliki porositas yang besar, sedangkan kalau bentuk butir baik maka akan memiliki porositas yang kecil. Susunan butir, apabila ukuran butirnya sama maka susunan butir sama dengan bentuk kubus dan mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk rhombohedral. Komposisi mineral, apabila penyusun batuan terdiri dari mineral-mineral yang mudah larut seperti golongan karbonat maka porositasnya akan baik karena rongga-rongga akibat proses pelarutan dari batuan tersebut[4].
Porositas merupakan salah satu karakteristik fisis yang diperlukan terutama untuk mengkarakteristik fisis yang diperlukan terutama untuk mengkarakterisasi bahan padatan hasil proses maupun yang akan diproses kembali. Sifat porositas bahan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh besaran fisis yang lain maupun sifat termalnya, misalnya bahan yang porus akan mempunyai nilai kerapatan yang rendah, luas permukaan yang lebih besar, konduktivitas panas yang rendah, dan sebagainya. Secara umum porositas digambarkan sebagai perbandingan antara volume pori dengan volume teoritis. Volume teoritis ditentukan dari berat dan rapat teoritisnya. Adanya porositas muncul karena adanya pori terbuka, tertutup maupun ruang antar partikel. Pori terbuka adalah pori yang berhubungan dengan cairan disekitarnya atau pori yang saling berhubungan, termasuk didalamnya kapiler, retak-retak halus serta ketidakrataan dalam bentuk partikel agregat [2].
Untuk mengukur besarnya porositas dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

....................(1.2)

Penentuan porositas dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu
1.     Analisa secara langsung (analisa core)
Besarnya nilai porositas dapat dicari dilaboratorium yang dapat ditentukan secara lebih teliti dengan menggunakan Porosimeter dan Mercury Injection Pump)[3].
2.     Analisa secara tidak langsung (analisa logging).
Untuk menentukan porositas secara tidak langsung (analisa logging) ditentukan dengan menggunakan data log sumuran yaitu  menggunakan Log Sonik (untuk batuan keras dan unconsolidated atau kompak), Log Densitas (untuk semua formasi, tetapi pada prinsipnya dalam batuan yang kurang unconsolidated dan batuan shaly) dan Neutron Log7)[3].

II.     METODE

Dalam praktikum ini diperlukan alat dan bahan sebagai berikut, yaitu 3 macam pasir yang berbeda, pasir hitam, pasir abu-abu halus, dan pasir kecoklatan kasar, neraca digital, piknometer, gelas kaca kecil, dan air. Langkah awal pada percobaan ini yaitu mula-mula ketiga pasir ditimbang dengan neraca digital, hingga mencapai 2 gram dengan menggunakan kertas. Kemudian, dihitung pula massa piknometer+tutupnya. Dilanjutkan dengan menghitung massa piknomter+pasir, piknometer+air, dan piknometer+pasir+air. Tingginya kurang lebih ¼ sampai ½ isi piknometer dan ditutup rapat. Massa piknometer (sudah beserta tutupnya) sebagai m1. Kemudian massa piknometer diisi air hingga mencapai leher piknometer (sampai tidak ada gelembung saat piknometer ditutup) sebagai m2. Massa piknometer diisi dengan pasir sebagai m3. Selanjutnya piknometer dengan pasir dan air hingga leher piknometer, ditimbang sebagai m4. Selanjutnya di gelas kaca kecil dimasukkan air dengan tinggi ½ botol, kemudian juga diukur tinggi pasir di gelas tanpa berisi air, dengan tinggi ¼ botol. Kemudian, pasir dimasukkan ke dalam air dan dilihat perbedaan tingginya, dan dicatat.
Setelah itu data yang didapat selanjutnya digunakan untuk menghitung porositas dan densitas dengan menggunakann persamaan 1.1 dan 1.2. Berikut adalah flowchart percobaan.

Massa Piknometer, massa pasir, ditimbang
Massa pikno+pasir, pikno +air, dan pikno+air+pasir ditimbang
Gelas kaca diisi air, dihitung tingginya
Nilai m1, m2, m3, dan m4 dicatat
Hasil
Start
Gelas kaca diisi pasir, dihitung tingginya
Gelas kaca diisi air, lalu diisi pasir. Dicatat ketinggiannya
Finish
Percobaan Porositas
Percobaan Densitas
 

































Gambar 2.1 Flow chart

III.     HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, telah didapatkan data massa pasir, massa piknometer+pasir, massa piknometer+air, massa piknometer+air+pasir dari masing-masing batuan yang ditampilkan pada tabel di bawah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data hasil pengukuran massa piknometer, massa piknometer+pasir, massa piknometer+air, massa piknometer+air +pasir

Jenis Pasir
m pikno (gr)
m picno
+ pasir
(gr)
m picno + air (gr)
m picno + air
 + pasir (gr)
Hitam
21.668
23.643
45.1804
47.148
Abu-abu halus
22.785
24.774
46.6783
48.233
Kecoklat-an kasar
21.668
23.634
44.232
46.2003













Tabel 3.2 Data hasil pengukuran tinggi pasir, tinggi air, dan tinggi air+pasir
Jenis Pasir
tinggi pasir (cm)
tinggi air (cm)
tinggi air + pasir (cm)
Hitam
0.8
1.5
1.8
Abu-abu halus
0.8
1.7
1.9
Kecoklatan kasar
0.8
1.8
2.1

Dari tabel diatas, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai densitas dan porositasnya yaitu sebagai berikut:

Perhitungan Densitas Pasir

Diketahui :     m1 = 21.668 kg             m3 =  23.643 kg   
                       air = 1 kg/m3
         m2 = 45.1804 kg          m4 =  47.148 kg
jawab :

Mencari ρ :



 = 0.042005 gr/cm3

Dan untuk porositas, maka :


  
   = 0.625 %

Untuk data perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel  di bawah ini:

Tabel 3.3 Data hasil perhitungan densitas
Jenis Pasir
Densitas (gr/cm3)
Hitam
0.042005
Abu-abu halus
0.042004
Kecoklatan kasar
0.043562

Tabel 3.4 Data hasil perhitungan porositas
Jenis Pasir
V serbuk
V total partikel
Porositas (%)
Hitam
3.925
1.4718
0.625
Abu-abu halus
3.925
0.9812
0.75
Kecoklatan kasar
3.925
1.4718
0.625

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.3, dapat dilihat bahwa densitas terbesar ada pada pasir kecoklatan kasar yaitu 0.043562 gr/cm3, kemudian diikuti oleh pasir hitam dengan 0.042005 gr/cm3, dan pasir abu-abu halus dengan 0.042004 gr/cm3. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa pasir kecoklatan kasar  memiliki rapat massa terbesar, sehingga dapat dianggap memiliki pori yang lebih sedikit. Oleh karena densitas dan porositas berbanding terbalik, maka akan dilihat pula hasil porositas nya dari tabel 3.4.
Dari hasil perhitungan tabel 3.4, dapat dilihat bahwa pasir kecoklatan kasar dan pasir hitam adalah pasir dengan porositas terendah, hanya 0.625 %,  yang  menandakan bahwa jumlah pori diantara pasir tersebut sangat kecil karena besarnya rapat massa pasir tersebut, dan hal ini dibuktikan dengan besarnya densitas kedua jenis pasir ini dibandingkan dengan jenis pasir lain. Dan dapat diilihat juga bahwa porositas terbesar ada pada pasir abu-abu halus dengan nilai 0.75 %, dan hal ini juga sesuai teori di mana nilai densitas regoyo tergolong cukup kecil (0.042004 gr/cm3).
Hubungan antara densitas dan porositas bahwa semakin besar densitas dari serbuk maka porositasnya akan semakin kecil. hal ini dikarenakan serbuk dengan densitas besar berarti memiliki kerapatan yang besar. Sehingga besar porositas batu akan semakin kecil. jadi dapat diketahui hubungan antara densitas dengan porositas adalah berbanding terbalik.

IV.     KESIMPULAN/RINGKASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa densitas terbesar ada pada pasir kecoklatan kasar yaitu 0.043562 gr/cm3, kemudian diikuti oleh pasir hitam dengan 0.042005 gr/cm3, dan pasir abu-abu halus dengan 0.042004 gr/cm3. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa pasir kecoklatan kasar  memiliki rapat massa terbesar, sehingga dapat dianggap memiliki pori yang lebih sedikit. Oleh karena densitas dan porositas berbanding terbalik. Pasir kecoklatan kasar dan pasir hitam adalah pasir dengan porositas terendah, hanya 0.625 %. Porositas terbesar pada pasir abu-abu halus dengan nilai 0.75 %.


UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rahmania Mawasah selaku asisten, rekan-rekan praktikum dan semua pihak yang terkait praktikum densitas dan porositas serbuk dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

[1]     Das, B.M, 1990, “Principles of Foundation Engineering”, Second Edition, PWS Kent Publishing Company, Boston..
[2]     Schon,J.H “Physical Properties of Rock” Institute of Applied Geophysics Leoben, Austria .1996
[3]     Soewarno.1980. Mekanika Teknik,JilidI,II,III. Gajah Mada Press.
[4]     Van Vlack, Lawrence. H. 2004. Elemen – Elemen Ilmu Dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar