POLARIMETER
Terdapat dua sumber cahaya yaitu cahaya polikromatis
dan cahaya monokromatis. Perbedaan antara cahaya polikromatis dan cahaya
monokromatis dapat dilihat dari contoh berikut ini. Cahaya monokromatis
contohnya adalah cahaya laser dan cahaya polikromatis contohnya adalah lampu
dan cahaya matahari. Sumber cahaya monokromatis terdiri dari satu panjang
gelombang. Sedangkan sumber cahaya polikromatis terdiri dari banyak panjang
gelombang. Yang menarik dari cahaya yaitu cahaya termasuk gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang terdiri dari
gelombang listrik dan gelombang magnetik. Selain itu, cahaya juga dapat
terpolarisasi. Polarisasi adalah suatu peristiwa penyearahan arah getar
gelombang menjadi sama dengan arah getar polaroid dengan cara menyerap
gelombang yang memiliki arah getar yg berbeda dan meneruskan gelombang dengan
arah getar yang sama dengan polaroid. Karena gelombang listrik memiliki arah
getar yang sama dengan polaroid, maka gelombang listrik tersebut dapat
diteruskan. Namun gelombang magnetik memiliki arah getar yang berbeda dengan
polaroid sehingga gelombang magnetik tersebut dapat terserap. Pada kehidupan
sehari-hari ada zat-zat tertentu yang dapat memutar arah putar bidang
polarisasi yang disebut zat optis aktif. Zat optis aktif adalah zat-zat yang
dapat memutar arah putar bidang polarisasi. Jika suatu gelombang melewati suatu
zat optis aktif, maka gelombang tersebut akan dibelokan. Namun peritiwa ini
sulit diamati dengan kasat mata. Maka dibuatlah suatu alat yang dinamakan
polarimeter. Polarimeter digunakan untuk mengamati seberapa jauh suatu
gelombang diputar oleh zat optis aktif. Polarimeter itu sendiri terdiri dari
sumber cahaya monokromatis atau biasanya digunakan sumber cahaya natrium,
kemudian terdapat lensa cembung di depannya lalu polarisator, tabung yang
berfungsi untuk menyimpan larutan zat optis aktif, kemudian analisator dan
lensa cembung kedua. Semuanya diletakan secara tersusun. Kemudian cahaya bisa
diamati. Prinsip kerjanya yaitu ketika sumber cahaya dinyalakan dan melewati
lensa cembung yang berfungsi untuk mensejajarkan cahaya yang datang, kemudian
diteruskan melewati polarisator sehingga terpolarisasi dan diteruskan melalui
zat optis aktif kemudian melewati analisator hingga sampai di lensa cembung
kedua, dan baru kemudian cahaya tersebut dapat diamati oleh pengamat. Yang
menarik pada hal ini, ternyata pada zat optis aktif tersebut gelombangnya
dibelokkan. Karena gelombang yang melewati polarisator hanya gelombang listrik
saja, maka ketika melewati zat optis aktif gelombang tersebut akan dibelokkan.
Setelah itu analisator bekerja untuk mengetahui seberapa jauh gelombang
tersebut dibelokkan. Sehingga cahaya dapat teramati oleh pengamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar